Pages

Senin, 29 November 2010

Mentaati Orang Tua Itu Indah

               Dalam perspektif islam, kedudukan orang tua di hadapan sang anak sangat istimewa, dan oleh karena itu si anak harus menghormati menaatinya. Nilai penghormatan dan ketaatan (bakti) anak kepada orang tua bahkan lebih utama ketimbang berjihad di jalan Allah. Lebih jauh seperti apa Islam mengatur masalah ketaatan anak kepada orang tuanya ?
Mentaati Orang Tua Itu IndahAnak harus kita didik untuk taat kepada orang tua. Yang demikian itu adalah yang urgen, karena hal tersebut merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Menarik, karena hal itu memerlukan seni dan ketrampilan sendiri.
Diantara amanah Allah yang kita pegang adalah karunia anak-anak. Anugerah itu bias membuat hidup kita lebih berbahagia, baik di dunia maupun di Akhirat. Tetapi, untuk itu ada tanggung jawab yang melekat, yaitu kita harus mendidiknya dengan baik.


Keberhasilan memdidik anak antara lain berindikasikan bahwa anak-anak itu taat kepada orang tuanya. Berikut ini sejumlah alas an mengapa anak harus taat kepada orang tuanya ;
Pertama agar anak menjadi Muslim yang baik. Tiap-tiap anak dilahirkan menurut fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi (HR Bukhari) artinya, ialah merupakan kewajiban dari orang tua untuk mendidik anaknya agar si anak tumbuh kembang menjadi pemeluk Islam yang teguh. Untuk itu, anak harus berprasangka baik terhadap orang tuanya dengan cara mentaatinya.
Dengan modal mentaati itu, orang tua bisa memenuhi suruhan Allah dan Rasul-Nya untuk menjadikan sang permata sebagai Muslim yang Istiqomah. Denga bekal ketaatan kepada orang tua, mudah baginya untuk membentengi anak (dan anggota keluarga yang lain) terhindar dari aZab neraka, kelak. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan, (QS. At-Thamrin 66 : 6).
Anak adalah aset, baik kita saat kita di dunia maupun setelahnya. Di dunia, anak bias menjadi perhiasan dunia. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia (QS Al-Kahfi 18 : 46). Bahkan, setelah orang tua wafat, anak bias mengalirkan amal shalih kepada orang tuanya. Bila mati anak adam, maka putuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu : shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh yang slalu mendo’akan orang tuanya, (HR. Bukhari, tirmidzi, dan abu dawud).
Ketiga, agar anak tidak berbalik arah menjadikan musuh dan menyengsarakan orang tuanya karena ulahnya yang tak sesuai peraturan Agama. Dan ketahuilah harta dan anak-anakmu itu hanya lah titipan dan coba’an. Dan sesungguhnya disisi Allah lah pahala yang besar (QS Al Anfal 8 : 28). Hai orang orang yang beriman, sesungguhnya diantara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati hatilah terhadap mereka, dan jika kamu memaafkannya dan tidak memarahi, serta mengampuni mereka, maka sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi maha Penyayang. (QS At-Tahabuun 64 : 14 )
Dan di sekitar kita relatife mudah untuk menemukan contoh anak kita yang justru tak mendatangkan kebahagiaan bagi orang tua, tapi sebaliknya, orang tua turut menjadi sengsara karena ulah sang anak. Kasus yang mudah disebut semisal anak yang terlibat dengan pemakai narkoba, pergalulan bebas, atau tindak kriminal.
Secara umum anak di perintahkan taat kepada orang tuannya. Kewajiban taat kepada rang tua baik yang diperintahkan itu sesuatu yang wajib, sunnah atau pun mubah. Demikian pula bila orang tua melarang dari perbuatan yang haram, makruh ataupun sesuatu yang mubah, kita wajib mentaatinya. Lebih dari itu kita juga wajib mendahulukan berbakti kepada orang tua dari pada perbuatan wajib kifayah dan sunnah. Riwayat berikut ini bias dijadikan pegangan.
Seseorang datang kepada Nabi SAW, Ya Rasullullah, aku berbaiat kepadamu untuk hijrah dan berjihad ingin mencari pahala dari Allah. “kata Rasullullah SAW, “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” orang itu menjawab, “keduanya masih hidup, “kata Rasullullah SAW, “apakah engkau ingin mencari pahala dari Allah?, orang tersebut menjawab, “benar, aku mencari pahala dari Allah”, lalu Rasullullah menasehati, “kembalilah kepada orang tuanmu dan berbuat baiklah kepada keduanya”. (HR. Muslim).
Jadi, anak wajib taat kepada orang tuannya jika dan hanya jika orang tuannya mengajak di jalan Allah. Tapi, jika sebaliknya yaitu untuk memaksiati Allah, maka gugurlah kewajiban anak untuk mentaati kepada orang tuannya.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Powered By Blogger