Pages

Jumat, 03 Desember 2010

Novel Rain Virus And Blackmocca

RAIN VIRUS AND BLACKMOCCA

                                                      BAB 1
             Laki – laki itu duduk disana, berry’s cup begitu serius dengan buku bacaannya. Buku-buku nya tidak terlalu tebal tapi juga tak terlalu tipis. dia itu sekolah dimana ya ? sepertinya tak pernah pakai baju seragam manapun atau mungkin dia kuliah ?
            Oops .. ! dia melihat kesini ! aku harus sembunyi !
            Entah siapa namanya tapi setiap pulang sekolah aku selalu melihat nya disana. ku mengamatinya sedang duduk di meja dekat jendela itu. meja nomor lima, rambutnya hitam ditata rapi dengan model spike. mata nya juga hitam, sungguh serasi. terkadang dia memakai kacamata berbingkai persegi yang membuat nya seratus kali lebih keren.
            Yang sering kulihat percakapan lewat telephone dan obrolan ringan nya dengan paman Ben dan para karyawannya.
            Kusebut dia Mr.ice dingin, beku, dan dapat meleleh sewaktu-waktu tergantung suhu udara disekitarnya. setahuku dia hanya ‘meleleh’ pada paman ben, robin, janet, dan karyawan lainnya.
            Berry’s cup sangat terkenal dengan kopi aneka rasa yang memanjakan lidah dan bermacam-macam menu sarapan yang enak dan terjangkau. minuman yang terkenal sebut saja ras milkshake, cappuccino, crème mocca, mocca latte, blackmocca dll .
            Saat ini aku sedang berdiri diseberang  berry’s cup. aku bersembunyi dibalik semak-semak pembatas jalan. aku mengintip dan memantau nya. tak lupa kubawa setangkai arum manis untuk bekalu pengintaianku.
            Mr.ice berbincang dengan robin sebentar, setelah itu robin pergi. Mr.ice pun mengambil cangkir dan meminum kopi perlahan-lahan.
                        Diam-diam aku bertekad, suatu hari aku harus mengalami dua detik menegangkan dan merasakan tarikan nafas lega merasuki paru – paru ku. jadi, aku menyusun rencana yang kuras cukup ampuh  untuk menjalan kan misi ini. aku bekerja sambilan di berry’s cup.
            Kebetulan aku kenal baik dengan paman Ben, sang pemilik berry’s cup. ia sudah seperti paman ku sendiri.
            Sekali waktu aku pernah megajukan untuk bekerja, tapi tanpa bertanya apa-apa paman Ben sudah menggeleng-gelengkan kepala nya dengan cepat.
            ‘’ tunggu sampai usiamu 19 tahun !’’ katanya
            Tiga tahun disekolah ku menengah keatas akan kuhabiskan dengan belajar giat supaya bisa lulus dengan nilai yang memuaskan. aku ingin membuktikan pada orangtua dan paman Ben bahwa aku sudah dewasa dan bisa diandalkan.
            Senin pagi aku terburu-buru karenan bangun kesiangan. ketika sampai di halte bus kendaraan itu sudah mulai bergerak.
             Beruntungnya seorang lelaki dibangku belakang melihatku. dia segera memberitahukan kepada sopir untuk menunggu. aku naik kedalam bus. aku memutuskan untuk menegurnya dan mengucapkan terima kasih. aku tak ingin dia menilaiku sebagai orang yang tak tahu berterima kasih.
            Itulah pertama aku bertemu dengannya. Andy, laki-laki yang baik dan tampan. kurasa kami bisa jadi teman.
            Hari kelulusan tiba. aku berangkat sekolah dengan senyum berkembang. mom and dad  sangat senang sekali bisa datang keacara kelulusanku. ternyata aku berhasil, dapat tujuh A dan empat nilai B mom and  dad  sangat senang dan bangga padaku.
            Orangtua ku memeluk ku dengan gembira. aku pun tersenyum tak berhenti-henti. aku mengajukan permohonan kepada orangtua dan mereka setuju bahwa aku kuliah sambil bekerja.
            Di hari pertama bekerja aku habiskan waktu 1 jam di loker karena binggung menentukan mau di apakan rumbut ini. janet adalah waitress senior yang memanggil ku dan menyuruhku bekerja aku menarik napas dalam-dalam beberapa kali, untuk menenangkan otak.
            Wanita berambut hitam itu segera datang, namun dia menunjukan wajah bingungnya
Ketika melihatku, janet agak terkejut mendengarnya apalagi aku.
“hei laki-laki sombong! kalau mau bicara ya bicara saja, tak perlu suruh orang lain! dasar pengecut! bodoh! Semoga wajahmu kaku selamanya dan tak bisa tersenyum sama sekali!” aku memakinya kesal.                                                     
            Sejak hari itu aku mulai menyadari bahwa Erick bukan lelaki sembarangan. Aku selalu membayangkannya saat hangat dan ramah, tapi ternyata justru kebalikannya. Sekarang aku tak boleh menyerah.

***

BAB 2
Ternyata Erick bukan tamu langganan biasa. Janet bilang, paman ben sudah menyiapkan peralatan makan untuk Erick. Mulai dari cangkit sampai sendoknya.
Semua karyawan juga memperlakukan Erick dengan baik sekali. Mereka ramah terhadapnya tetapi Erick sendiri hanya bisa ramah pada paman ben, janet, dan robin. Suatu hari ketika libur , aku sengaja datang ke berry’s cup.
Aku membeli harum manis , dan aku ingin memberikan untuk erick . belum selesai aku mengomel , Erick sudah mengambil arum manis yang ada ditangan kanan ku . yes ! aku berhasil ! Erick memang berbeda dengan lelaki lain .
 “ temani aku ke denn’s park nya ? malam ini” pintaku
Erick diam tak merespon permintaanku. Aku menoleh janet meletakan tangannya dipinggang. Tatapan matanya jengkel. Aku langsung tahu bahwa ini jam kerjaku dengan lunglai aku pergi kedapur.
Aku mendatangi seorang pedagang harum manis. Aku selalu suka harum manis. Warna pink, tekstur lembut dan rasanya yang manis yang membuatku jatuh cinta.
Tempat ini adalah taman yang ada di sudut kota Green Town. Taman ini tidak terlalu ramai di datangi pengunjug pada hari-hari biasa. Karena sepi tak banyak kios yang ada disini. Kita hanya bisa berjalan-jalan santai dibawah rindangnya pohon besar.
Diantara lalu lalang orang yang berjalan, kulihat sosok Erick sedang berdiri dengan kepala mendongak keatas langit dan wajah nya tersenyum. Indah sekalih. Rambutnya jatuh diwajahnya dan membuatnya terlihat amat sangat keren.
Tak lama hujan turun rintik-rintik, dan perlahan makin deras saja. arum manisku jadi basah dan kempes. tapi tidak demikian pada Erick. senyumnya semakin lebar dan wajah nya terlihat amat bahagia. dia memejamkan matanya sementara orang lain berlarian mencari tempat berteduh.
Aku melangkah tergopoh-gopoh mendekatinya.
Aku pun berlari pergi menjauhinya, berteduh dibawah atap kios popcorn. aku ingin sekali bagaimana perasaan nya. jadi kuputuskan uuntuk kembali menerobos hujan yang sudah demikian derasnya. aku berdiri disebelaha nya, memandangkannya susah payah air terus mengguyur wajah dan muka ku.
Kini Erick memandang wajahku
Erik benar-benar mendengarkan aku. “ Aku menyukai apa adanya”
Aku mencoba melihat expresi wajahnya yang tampak heran mendengarku tadi.
“Aku ingin tau apa yang ada dipikiranmu, ingin tau segalanya tentangmu. Aku ingin menyayangimu sepenuhnya.” Aku berkata lagi
Erick tersenyum padaku untuk pertama kalinya kepada ku senyum itu sangat tulus dan kali ini ditujukan persis untukku. pemandangan ini menjadikannya seperti lukisan terindah karya tuhan yang paling indah Erick tersenyum dengan background lampu warna-warni. di denn’s park jum’at malam yang berkedap-kedip
‘’kemarilah kuajar kan cara menikmati hujan.’’ kemudian ia menggandeng tanganku.
Erick bercerita tentang kupu-kupu yang suka muncul setelah hujan reda. tapi karena malam hari , kami pasti sulit menemukan mereka. Erick mendekati aku dan berbisik ‘’ maukah kau berdansa denganku ? ‘’
Dan, kamipun berdansa diiringi dengan alam dan suara hujan. malam itu kami pun menghabiskan waktu bersama-sama semalaman ditengah hujan yang cukup lebat.

***

BAB 3
            Siang itu aku terlambat masuk kerja. ini semua kepala ku yang terasa berat sekali. aku tak berangkat kuliah tapi aku tidak bisa bolos kerja. aku tak ingin mengecewakan paman ben. aku juga tak ingin membuang kesempatan bertemu Erick setelah kejadian tadi malam.
            Setelah aku berseragam rapi, aku mulai bekerja menghantarkan minuman kepada tamu. hari ini memang lebih ramai dari hari biasa nya, jadi kami sibuk sekali.
             Entah kenapa hari ini aku enggan dan sungkan untuk mendekati nya. mungkin aku sedikit malu karena penyataan cinta ku plus  dansa hujan kemarin. bodohnya aku ! ketika suasana di coffee shop itu agak sepi, Erick mulai menghampiriku. di berjalan lambat. Erick berhenti disampingku. aku berusaha tetap tenang meski tubuh ku gemetaran. dia menarik nafas panjang sebelum akhirnya menyapa aku duluan. 
            Tapi kemudian dia menyadari ada yang tidak beres dengan keadaanku Erick menyentuh tangan ku. Erick segera berlari kekamar yang biassa digunakan untuk paman ben beristirahat tak tahu lagi yang terjadi selanjutnya. aku merasakan sesuatau yang dingin dikepalaku basah. sebuah handuk basah.
            Dan seorang dokter sudah memeriksa ku nama nya dokter han’s. dia adalah dokter yang keluarga nya Erick. ia memperkenalkan diri nta kepada ku.
            Setelah cukup lama kami menjenguk paman ben, kami pun berpamitan. paman ben tamapak sangat senang. dalam perjalanan pulang aku dan Erick sengaja memilih untuk berjalan kaki, meskipun lumayan jauh.
            ‘’ Erick ‘’ panggilku. dia menoleh dan menatap ku dengan sinis. aku pun menunggu kalimat selanjut nya yang akan keluar dari mulut nya.
            ‘’ kenapa ,  amy ?  kamu mau bicara apa ?‘’ Tanya Erick
            ‘’ ah, tak apa-apa. tak penting ‘’ ujar ku
 Beberapa hari aku masih berusaha untuk melupakan nya.
Mel adalah sahabat ku. dia satu kelas dengan ku. Melanie nama lengkapnya. dia cantik, modis dan perfect lah di mata cowok. ternyata mel menunjukkan jari telunjuk nya kearah cowok tepat nya kea rah Erick.
Aku melempar pandangan kearah dan itu adalah sosok Mr. ice. mulai sekarang loe enggak sendirian lagi karena cowok itu yang akan menemani mu sekarang. kamipun berjalan beringinan tapi tak bersentuhan, tak lama kamudian dia mendekat dan menggengam tangan kanan ku dengan lembut.
Erick tersenyum lagi. dia berhenti melangkah dan memagang kedua tanganku. kami berdiri berhadaapan ditepi jalan yang sepi tak  ada orang yang lewat.
‘’ itu artinya kamu bersedia menjadi teman terbaiku, maksudku pacarku ‘’ katanya
‘’ ya tentu saja, mulai sekarang kau jadi pacar ku ‘’ jawab ku dan memeluk nya.

***
BAB 4
            Ting tong !
            Pasti mom, syukurlah akhirnya aku tak sendiri lagi. aku berjalan dengan piyama bergambar Donald duck dan rambutku yang berantakan.
            ‘’ sebentar mom ! ‘’ terak ku, aku memutar kunci dan membuka pintu. seorang cowok tampan berdiri yang tidak lain yaitu Erick.
            ‘’ waaaaaaaaaaaaaaa’’ teriak ku sekencang-kencang nya. aku pun segera kabur ke dalam rumah.
            ‘’ amy keluar lah, jangan konyol sudahlah cepat keluar atau aku akan segera pulang ‘’ Erick menjawab tanpa punya hati
            ‘’ yah pulang sana’’ tak ada suara yang terdengar ‘’ Erick jangan pergi ‘’ cegah ku
            Erick pun kembali dengan senyuman nya. Erick merogoh kantong depan nya. merogoh- rogoh dan kemudian mengeluarkan tiga batang loli pop diulurkannya kepadaku dengan tangan kanan . aku menatapnya heran
‘’Seharian aku mencari harum manis tetapi tidak ketemu akhirnya aku beli saja loli pop sebagai ganti harum manis dan ketiga batang itu adalah kesukaan mu ‘’ ujar Erick
aku meminta Erick menemaniku berbelanja. kami pergi kesebuah mall yang sangat popular di green town. kemudian kamu pergi kesebuah bioskop untuk menonton film. Erick pernah bilang padaku bahwa itu pertama kalinya dia ke bioskop.
Aku membeli popcorn ukuran jumbo satu dengan rasa asin dan soda coca cola ukuran jumbo satu. tapi Erick binggung  melihat nya. dia pun mengganti nya dengan ukuran regular. dan kami harus membawa nya masing-masing. huff tidak romantis
Dua jam berlalu dan kami pun pulang. Lagi-lagi aku meminta nya jalan kaki supaya ada waktu ekstra dengannya. tapi diperjalanan Erick malah tambah bersikap menyebalkan. aku mulai kesal dengan sikap nya  yang misterius dan dingin.
‘’ughh. kenapa sih kamu enggak mau berbagai popcorn dan soda dengan ku ? kenapa kamu tidak suka film horror ? jarang sekali menelpon ku, suka main hujan, belum pernah kebioskop , tidak kuliah, tidak punyya teman, tak pernah kencan, pendiam, selalu datang keberry’s cup seiap jam 3, selalu duduk nomor lima, selalu minum blackmocca, dan kamu mau menerima ku karena aku mau main hujan ? ‘’ kata ku dengan nada kesel, marah.
Erick terkejut mendengar perkataan ku tadi. wajah nya tidak tampak begitu percaya apa yang baru saja aku katakan kepada nya. erick langsung meninggalkan ku di tengah jalan. aku mencoba untuk memberhentikan nya tapi ia tidak menolehkan wajah nya kepadaku dan ia pun berlari.
Hari-hari berikutnya erick tak pernah datang lagi ke berry’s cup. meja nomor lima itu kosong, tak ada yang menempati nya. mel berkali-kali menanyakan kabarku, untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa aku baik-baik saja. setelah sekian minggu aku pun memutus kan untuk berhenti di berry’s cup.
BAB 5
Siang itu tak terlalu cerah. angin berhembus santai. angin pun meniup kuntum-kuntum bunga berbagai jenis milik mom dihalaman. Andy datang dengan mobil nya. dia melambaikan padaku, mengisyarakatkan agar aku segera menghampirinya.
            Kami pergi kesebuah sungai. namanya sungai sun glow. wajah andy tersenyum lebar sambil mendayung perahu sambil kelelahan. kami pulang didalam mobil kami bebeinvang, bercanta tertawa. andy paling pintar membuat lelucon yang super lucu.
            Suatu hari mel datang padaku dengan raut wajah galak. tapi sama sekali tidak mungurangi kecantikan nya. aku tak bisa menyembunyikan semua ini dari mel. dan aku, pun menceritakan semua kepada mel. mulai dari aktivitas rahasia selama bertahun-tahun sampai perpisahan terkonyol dalam hidupku.
             Mel pun megerti akan posisi ku saat ini.

***

BAB 6
            Aku dan andy pergi ke tempt hiburan yang disering disebut JZ ( joy zone ) disana kami berenand, bermain terrtawa tapi didalam hati ku masih sulit bagiku melupakan kenangan indah yang sempat yang dicicipi bersamanya. dan meski hanya sesaat aku bersyukur.
            Jam empat sore kami pulang  tetapi andy bilang ia haus dan berinisiatif mampir kesebuah supermarket peanut street, untuk membeli makanan dan minuman. aku pun berjalan menyelusuri rak dibarisan nomor tiga dari kiti mataku mencari cola. tapi yang tersusun hanya lah kopi, kopi, kopi dan kopi.
            Ada seorang cowok yang hendak menyemprotnya dengan kata-kata penegasanan. aku menoleh, sebelum kulihat wajah si pembicara nya aku tercekat. ternyata ia adalah erick yang selama ini meninggalkan ku.
            Aku berusaha memanggilnya tapi dia tidak meresponku malah ia segera pergi menghindar dengan bawak belanjaannya, baru saja aku mau beranjak, berniat untuk menghampiri erick. sebuah suara lain memanggilku dari arah belangku dan itu andy.
            Pintu kemudian terbuka. paman ben diambing pintu. tubuhnya yang gemuk dan besar benar-benar menutupi. hingga aku tak bisa lihat kedalam. paman ben dan janet membolehkan ku masuk setelah aku menceritakan tujuan ku. betapa terkejut nya aku ketika aku melihat didalam ruangan itu ternyata erick telah berada didalam ruangan tersebut .
            Erick memandang dan menoleh kearah ku dengan tatapan marah. dia mendekatiku dan berdiri dihadapan ku kami berjarak hanya satu langkah. erick tak berbicara kata-kata kepadaku dan langkahnya hendak menuju kerah pintu akan tetapi aku menahan dengan punggungku. dan aku memegang tangan kanannya erick, tangan itu dengan cepat ditepi nya dengan kasar tapi pelan. dan ia pun berjalan menuju kearah jendela dan melompat kejendela tersebut. aku menangis dengan histeris. paman bend dan janet menghiburku.

***

BAB 7
            Suatu sore aku sedang menyelusuri trotoar peanut street, menuju ke berry’s cup. janet melambai-lambaikan tangan padaku. janet berusaha keras untuk menghiburku karena janet aku masih ingat wajah sedihnya ketika melihat wajahku menangisi karena erick. hari ini aku memesan minuman blackmocca tapi yang buat itu aku sendiri. aku cukup senang karena paman ben memersilakan ku untuk membuat nya sendiri.
            Ini pertama kali nya aku mencicipi blackmocca, aku tak pernah mau mencobanya karena aku tahu sekali rasanya pahit. aku mengerti kenapa erick sangat menyukainya. pasti karena tak semua orang bisa menikmatinya. dan ketika kau sudah mengerti pahitnya membawa rasa manis. Sesampai dirumah aku terkejut melihat andy dirumahku yang sedang menungguku diruang tamu  .andy duduk dikursi taman dan aku duduk disebelah nya. aku memandangi wajah nya yang tampan dan memancarkan kesadihan.
            Aku kemudian menceritakan kepada tentang seorang laki-laki diberry’s cup yang sampai kini masih ada di hatiku. aku berceritakan tentang perilaku anehnya kencan. semuanya yang ada dipikiranku semuanya tentang erick. pokoknya dalam seminggu ini tak ada kabar apapun darinya, aku akan benar-benar melupakannya. andy menggenggam tanganku dan bilang aku berharap erick kembali padamu supaya kau bisa bahagia, tapi  jika tidak jangan pergi dariku juga. aku selalu ada disini untukmu. kita mulai awal yang baru sama-sama.

***

BAB 8
            Akhir – akhir ini aku sering membuka jendelaku lebar-lebar ketika hujan telah usai. sudah lima hai sejak saat itu, berarti erick hanya punya dua hari aku sempat untuk menambahnya waktunya. namun sekali lagi aku mengingatkan diriku untuk selalu tegas. pagi itu aku terlalu memperhatikan kuliah Mr. Williams, aku bukan memperhatikan pelangi, burung atau awan tetapi hujan.
            Ponselku bergetar tiba-tiba. aku mengeluarkanya dengan diam-diam dan hati-hati dari tasku. aku tak ingin berurusan dengan dengan Mr. wiliiam yang terkenal galak. aku bersiap untuk membacanya dan mulutku terbuka lebar. sesuai kuliah, menghampiriku. meld dan aku membaca sms dari erick yang berisi
Amy , kalau kau tak keberatan aku menunggumu ditempat pertama kita menikmati hujan .sore ini jam empat. samapai nanti.
            Aku tersenyum senang. begitu turun dari bus aku berlari menuju hutan ditepi denn’s park tempatku berdansa dengan erick. aku langsung menemukan erick yanag berdiri tegak menatap keatas. sebuah melengkung indah diwajah nya. merekalah kupu-kupu yang dimaksud erick waktu itu. kami menghabiskan sore itu bersama, tertawa lagi seperti tak pernah ada perpisahan . erick juga sudah mulai terbuka diri nya padaku.
            Semua orang tahu bahwa aku kembali kepada pacarku yang lama termasuk juga dengan andy. aku dan andy belum sempat bicara maka aku minta izin pada erick untuk bicara pada andy. Andy saat itu sedang latihan. aku dan andy memisah dari latihan tersebut. kami duduk disebuah bangku panjang ditepi lapangan. aku tersenyum karena mengertiku. aku tersenyum lega.

***

BAB 9
            Jantung erick seperti berhenti berdetak sealam satu detik  amy gadis manis yang jatuh cintaku setengah mati padaku. mendengar kalimat itu erick ingin sekali membahagiakan amy, tapi …
            Erick menanyakan rumah impian yang aku ingin kan, aku tidak ingin rumah terlalu besar, karena nanti susah membersihkanya. tapi aku ingin sekali punya taman bunga warna-warni dihalaman rumah. aku ingin sofa lebar yang super empuk untuk menonton TV. tentu saja disebelahnya ada sebuah rak yang isinya film-film favoritku dan juga aku ingin punya halaman belakang supaya bisa pesta barbekyu pasti sangat menyenangkan. aku juga ingin ruangan computer kerja dengan layar yang lebar disertai rak buku yang penuh dengan favoritku, dan yang paling penting cat tembok nya warna pink.
            Dokter hans telah menunggunya. taksi kuning itu melaju kencang ditengah kota Grenn Town. erick baru saja ingin mengeluarkan dompet dari saku celana belakangnya ketika sesuatu menetesi dicelananya. erick buru-buru mengambil kertas tisu didengan nya dan menyumbatnya ke dalam lubang hidung.
            Dokter hans membukakan pintu setibanya aku dirumah. dokter hans dan paman ben  seperti ayah ku sendiri mereka selalu sangat kompak dalam melindungiku sedari kecil. ia juga sering kerumah untuk mengecek keadaanku. dokter hans marah dengan erick karena erick selalu melanggar yang seharusnya tidak boleh dikerjakan oleh erick. Kularang kau mainhujan kau malah berdiri dan menantang hujan, kularang kau naik sepada malah kau jalan kaki. air mata menyembul disudut matanya. erick mendekati nya dan meminta maaf kepada dokter hans.

***


BAB 10
            Sore itu aku mengajak erick untuk makan es krim. erick tahu  bahwa selama ini aku diam-diam bersembunyi dibalik semak atau kotak pos etick bilang bahwa ia ditawari pergi ke jepang untuk mendalami karakter dan latar belakang diceritanya. kalau hasilnya bagus ceritanya akan dibuat film. aku hanya terdiam. didalam hati erick semua itu hanyalah kebohongannya kepadaku.
            Erick tak ingin menggkhawatirkan dan menangisinya sepanjang hari, jika saja dia tahu semua ini pasti dia akan membenciku dan menjauhi ku sejauh-jauh mungkin. aku melihat es krim cokelat digenggaman erick yang terkena tetesan darah. aku sangat terkejut dan kaget melihat nya. erick mendongak keatas. kemeja dan celana jeans nya. aku tampak heran erick menyuruh ku pulang dengan taksi yang kupanggil tadi, dengan terpaksa aku menuruti perintah erick.
            Erick pulang dengan taksi. sesampainya dirumah kepala erick pusing laur biasa. erick mengetuk pintu dengan keras-keras. dokter hans yang berada di dalam rumah dengan cepat membukakan pintu. dokter hans terkejut ketika melihat ku tersungkur ke lantai yang berlumuran darah dan muntah. aku tak sadar kan diri, dokter hans buru-buru mengambil gagang telepon dan menelpon seseorang. penglihatan ku gelap, deru nafasku tak beraturan. bisa kurasakan udara segar mengalir sedikit diparu-paruku. dadaku merasa masih terasa sesak dan sesuatu menutupi dihidungku apalagi kalau bukan masker oksigen.
            Selama beberapa hari erick tak sadarkan diri. aku tak tahu apa yang terjadi ingin rasanya aku meenghadapi penyakit ini dan berjuang melawan tapi itu mimpi yang ku paling mustahil. berat badanku turun drastis dalam beberapa hari. hampir seminggu aku disini hanya paman bend an dokter hans yang menemani ku karena amy belum tahu yang sebenar nya. tapi paman ben dan dokter hans menyuruhku membuat surat untuk amy agar ia tidak cemas memikirkanku karena belakangan ini setiap hahri amy selalu ke berry’s cup.

***


BAB 11
            Aku merindukan erick. ditengah malam aku menangis karena aku merindukannya. esok pagi aku ditemani mel untuk pulang. sebelum pulang kami mampir ke berry’s cup dan paman ben mengulurkan sebuah amplop biruku dan ternyata amplop itu dari erick. kubuka amplop itu danku mulai membaca nya .
Untuk amy
amy gadis pertama yang kuajak menikmati hujan dan indahnya pelangi. aku berterima kasih atas doa dan semangatmu. aku sangat sibuk dan tak sempta memikirkan hal lain selain pekerjaan ku. aku ingin kau baik-baik saja. aku ingin kau senantiasa berdoa untukku, untuk kita. tetaplah ceria dan kejarkanlah impianmu juga disana. aku hanya bisa menjadi hujan dan blackmocca dalam setiap lints kenanganmu, pahit tak menyenagkan dan hanya membuatmu sakit. amy berjanjilah untuk tetap bahagia apapun yang terjadi. karena hanya dengan itu aku bisa berrnafas lega  terima kasih atas lengkungan senyuman yang indah ada diwajah putihmu. kuharap surat ini mampu menjawab segala keluh dan resahmu. tunggulah kabar selanjutnya dariku. jaga dirimu baik-baik karena aku hanya punya satu gadis yang aku cintai dalam hidupku.
Erick Westmorland
            Aku tersenyum. baru kali ini aku membaca tulisan tangan nya. dua minggu berlalu sejak kuterima surat dari erick kini aku lebih ceria. aku mulai membuat cerpen singkat yang bercerita fiksi. garis lekuk wajah dan rambutnya menginspirasikanku apalagi mata teduhnya itu sempurna. aku membuat puisi untuk erick
Ada pelangi diatas sana
Berwarna -warni disetai bias mentari
Bau hujan masih tercium segar
Hewan lentik jelmaan bidadari menari gemulai
Berbagi warna dengan sang pelangi
Sore itu, aku datang menunggu cinta
Dibawah pelangi, sesaat setelah hujan berhenti
Seorang gadis datang tersenyum anggun
Bilakah dihatinya masih ada aku ?
Dan jika nanti dia tahu
Apa yang harus kulakukan untuk nya ?
Dipayungi pelangi, diiringi kicau nuri
Kupeluk dia dengan cinta.
***


BAB 12
            Erick terbatuk. awalnya pelan, tapi makin lama makin sakit dan sering mengeluarkan darah kembi selimut kali keluar dan mengotor selimut putih nafasku mulai sulit ketika darah juga mengalir dari hidung dan mengotori selang oksigen. segera kutekan tombol darurat. seorang suster datang menolongku dan di belakangnya dokter hans berlari panic menghampiriku. setelah beberapa jam aku sudah bisa bicara dengan jelas dan sudah benar-benar sadar. dokter hans dan paman ben telah ada diruangan tersebut. amy berubah semenjak erick memberikan surat dengannya. paman ben dan dokter hans memberikan saran agar aku menuliskan keadaanku sebenar nya. aku pun mengerti akan maksud mereka. paman tersenyum dan mengambilkan aku buku dan alat tulis didalam laci.
            Pulpen bertinta hitam itu mulaiku goreskan perlahan di atas kertas. huruf demi huruf kusambung menjadi kata dan menjadilah sebuah kalimat yang berasal dari lubuk hatiku. waktu berlalu, suratku telah selesai aku meletakkan pulpen dan berniat untuk melipatnya. tak pernah kuduga sebelumnya, sesuatu bergejolak paru-paruku memaksakan ingin keluar lewat tenggorokanku.
            Aku melihat surat itu ternyata ada darah segar menyembur disurat itu. aku berjalan perlahan kekamar mandi surat itu berada ditangan kananku mulai terlepas aku jatuh dilantai kamar mandi. kepalaku terasa sangan sakit dan aku mulai tidak bisa untuk bernafas. aku mual dan bau amis darah mulai tercium. penglihatanku gelap badan dan kepalaku terbentur keras di lantai.

***

BAB 13
            Hari ini amy berkunjung ke berry’s cup dan ia sengaja membeli kan paman ben setu buah bunket. sesampainya ia disana aku menghampiri janet yang sedang mengelap meja. aku menunjukkan bunga yang kubawa untuk paman  ben tetapi janet terdiam. dia memandang ku dengan tatapan aneh.
            Janet mengajak amy untuk kesudut ruangan dan ia menyampaikan pesan yang disampaikan untuk amy yaitu untuk datang rosemary ke kamar VIV nomor 2 dilantai lima. aku tertawa mendengar nya tapi ku melihat wajah janet yang serius dan sepertinya ia tidak main-main. aku langsung bergegas ke hospital rosemary kekamar VIV nomor 2 dilantai lima tetapi untuk memastikannya aku menanyakan kepada suster.
            Suster itu kemudian menunjukkan koridor sebelah kirinya. aku juga disuruh suster itu memakai baju dan masker. aku mengetuk pintu nya tak ada. mungkiin paman ben sedang tidur aku memutuskan untuk masuk. bau obat-obatan tercium, tapi aroma strawberry tercium dari sudut sana. dia mengenakan masker oksigen. badannya kurus dan matanya cekung dan itu tampaknya bukan paman ben.
            Paman ben berlincah mendekati aku dengan wajah khawatir dan mengenakan baju yang sesama seperti ku. paman ben menyuruhku duduk dan bilang laki-laki itu adalah erick. aku sangat terkejut hingga aku tak mampu berkata-kata lagi.
            Tiba-tiba dokter hans masuk dan beliau bilang bahwwa erick kambuh lagi. aku terdiam tubuh ku gemetar. aku melihatnya laki-laki itu dipegangi oleh kedua suster dari hidung dan mulutnya tersembur darah. wajah pria itu berlumuran darah dan matanya terpejam berulang-ulang.
            Aku tersimpuh dilantai, menangisi keadaan nya tak tahan aku mendengarkan batuk-batuk yang keras. pamn ben menyuruhku untuk membuka laci karena erick menuliskan surat untukku. kubuka laci dan ternyata ada surat yang tertulis untuk amy
Untuk amy
Aku memang seorang pembohong. selama ini aku menyembunyikan kebenaran darimu. aku mengidap virus HIV poositif, AIDS. virus adalah alasan dari semua sikapku terhadapmu. virus itu juga penyebab mengapa aku tak ingin berbagai popcorn dan coca cola denganmu, mengapa aku mendapatkan meja sekaligus peralatan makan khusus dari paman ben, mengapa aku tidak punya teman, mengapa aku tidak kuliah dan mengapa aku tak pernah menciummu.
Amy, aku sangat hafal dan paham cara-cara penularan virus ini, tetapi sedikit aku tak ingin berbagi penderitaanku. amy, bila kau membaca surat ini dan aku sudah pergi jauh. kenanglah HUJAN , VIRUS DAN BLACKMOCCA …
Erick Westmorland
***

BAB 14
            Aku meminta izin untuk merawat erick sampai ia sembuh dan kedua orang tuaku mengizinkan. ketika suster masuk membawakan makanan. aku menyuapkan makanan tersebut kepada erick ketika ia ingin minum ia mengeluarkan batuk yang bercampur aduk dengan air yang ada digelas. aku ingin membantu akan tetapi erick  dengan kasar mendorong tubuh ku hingga ku terpental.
            Aku segara keluar dan memanggil suster, ketika aku kembali keruangan tersebut dan erick sudah tidur dengan pulas. aku disuruh erick mengecek darah ku besok dengan dokter hans

***
BAB 15
            Hasil darah ku telah keluar aku menunjuk kan dengan erick bahwa aku tidak apa-apa. lalu ia pun tersenyum. mel datang menjenguk erick yang sedang sakit.
            Esok pagi nya aku menelepon mel untuk mengajak andy karena Erick ingin sekali bertemu dengan andy. andy dan mel datang keruangan dimana andy dirawat. aku berada didalam ranjang tidur nya erick karena aku ingin mendengar pembicaraan mereka.
            Mel keluar untuk mencari makan. erick memberikan kepercayaan kepada andy untuk menjagaku jika suatu saat erick teelah tiada.

***
BAB 16
            Pagi ini aku mengajak erick untuk pergi jalan-jalan ketaman. erick ingin pergi keluar dan bosan jalan-jalan disekitar sini. ia pergi menghilang dari pandanganku akhirnya aku menelpon dokter hans dan ia segara datang.
            Sore nya erick telah berada dikamar dengan membawa setangkai harum manis. aku melihat usahanya menetes kan air mata.
BAB 17
            Dokter hans member tahu ku bahwa hari ini erick sudah boleh untuk pulang. erick bukannya langsung pulang malah ia pergi ke hutan denn’s park. erick terlihat bahagia meski wajah nya pucat, tangan nya dingin, disaat detik terakhir erick ingin aku selalu ada untuk nya.
            Aku bisa merasakan detak jantungnya yang lambat, lambat sekali, satu persatu dan lambat laun berhenti. Mataku terbelalak kaget. tapi erick pada saat detik terakhir nya ia tersenyum dan dipipinya mentes kan air mata.
            Begitulah cara tuhan mengajariku nilai sakti sebuah cinta.

***
BAB 18
            Dokter hans, paman ben, kedua orangtua ku, janet, dan robin. mereka telah membuat rencana dibelakangku. kami semua mendatangi rumah erick. dokter hans memberikan kunci rumah erick tersebut kepadaku. aku mulai membuka nya, aku sangat terkejut ketika melihat terbentang tman bunga warna-warni seperti rumah impianku yang erick tanyakan kepadaku waktu itu. aku tersenyum
            Cinta baru yang benar-benar baru karena tak akan bisa menggantikan kenangan indah antara aku dan erick yaitu RAIN , VIRUS AND BLACKMOCCA .

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Powered By Blogger