Pages

Sabtu, 26 Februari 2011

[Muslim Masuk]Gereja di Eropa yang Udah di Ubah jadi Masjid


Seiring meningkatnya jumlah Muslim di Eropa dan Amerika akibat dari arus Urbanisasi, angka kelahiran muslim dan bertambahnya jumlah mu’alaf di negara-negara tersebut serta meningkatnya kebutuhan akan sarana Ibadah Muslim, hal ini telah menimbulkan fenomena baru dengan berubah fungsinya Gereja-gereja menjadi Masjid dan tempat ibadah dari agama lain. Berikut ini beberapa cuplikan artikel yang berhasil kami himpun akan fenomena ini.

MASJID AN NASHR, MASJID TERBESAR DI BELANDA
Kaum muslimin di Belanda berusaha keras untuk mewujudkan Masjid an-Nashr di kota Routerdam dalam penampilan barunya setelah diumumkan adanya sebuah proyek besar untuk renovasi bangunan yang asalnya adalah sebuah gereja yang berhasil dibeli oleh minoritas muslim dari pengurus gereja.

Panitia pembaharuan masjid berkeinginan untuk menjadikan masjid tersebut sebagai masjid terbesar di benua Eropa, serta ingin menambahkan bangunan-bangunan lain untuk penyempurnaan fungsi masjid sebagai lembaga sosial dan kebudayaan di samping fungsinya sebagai tempat peribadatan.
Ali at-Tasyi, Direktur Yayasan Masjid an-Nashr menjelaskan bahwa masjid akan mengalami pembaharuan dalam penampilan dan pelebarannya setelah beberapa pihak tertentu pada tahun-tahun terakhir ini menutup sebagian lokasi masjid karena rapuh dan hampir runtuh.At-Tasyi menambahkan: “25 tahun yang lalu kami mampu membeli bangunan tersebut seharga setengah juta Euro, dan bangunan masjid ini dulunya adalah sebuah gereja, lalu kaum muslimin membelinya pada tahun 1982.”
Demikianlah telah diumumkan bahwa sejumlah LSM mengunjungi masjid tersebut tentang persiapannya untuk saling membantu dan bekerja sama dengan yayasan masjid dalam renovasi dan perluasan yang keduanya akan memakan biaya lebih dari sepuluh juta Euro.

Pemusatan kaum muslimin Belanda terhadap urgensi fungsi masjid dalam kehidupan minoritas muslim, serta sebagai penopang hubungan dengan komunitas lain, datang setelah keputusan pemerintah Belanda untuk mewajibkan pelarangan pemakaian cadar secara merata di seluruh tempat umum. Yang demikian menjadikan Belanda adalah Negara Eropa pertama kali yang mengambil keputusan seperti ini, dengan klaim bahwa penutup wajah membentuk sebuah ancaman teroris, atau dengan kata lain identik dengan teroris.
Perlu disebutkan bahwa sebuah harian nasional milik umat Kristiani menyebutkan dengan terang-terangan bahwa Eropa baru telah muncul, dan seolah-olah ia mencampakkan orang-orang Nasrani. Gereja-gereja kosong dan roboh mengubur dirinya. Gedung-gedung yang bersejarah dijual dengan harga yang sangat murah untuk dirubah menjadi apartemen tempat tinggal, restoran, dan fungsi ibadah agama selain Nasrani. (AR)*


CATEDRAL MOSQUE, MASJID AGUNG DI MARSEILLE – PRANCIS

Hampir selama 150 tahun, Gereja Notre-Dame S de la Garde menghiasi pemandangan Kota Marseille, Prancis. Gereja ini terletak di titik tertinggi kota tersebut yang menghadap sebuah pelabuhan tua. Tapi, tak lama lagi pemandangan itu akan berubah. Di sana akan berdiri sebuah masjid agung.

Sejumlah kalangan menyebutnya sebagai `Cathedral Mosque’. Arsitek yang merancang bangunan masjid itu mengatakan, bahwa mereka meminjam inspirasi Taj Mahal. Kelak, masjid ini akan dilengkapi dengan kubah emas besar. Menaranya akan menjulang mencapai 24 meter.

Ruangan salat dirancang cukup luas dan diperkirakan mampu menampung sekitar 7.000 jamaah dan akan menjadi masjid terbesar di Prancis.

“Ini merupakan proyek yang lama tertunda,” kata Yves Moraine, pemimpin partai berkuasa UMP kepada kantor berita BBC.

Menurut pandangannya, lebih baik mendorong Islam yang terbuka. Membangun tempat ibadah yang terlihat banyak orang. Daripada memaksa Muslim menjadi komunitas bawah tanah. Di mana mereka menjalankan shalatnya di gudang-gudang bawah tanah. Berdirinya masjid di kota besar akan membantu mencegah ekstremisme.

Moraine menyatakan, masjid yang mudah diakses juga akan mencegah munculnya imam-imam masjid yang tak terlatih. Kemudian, mereka menyampaikan pandangan-pandangan ekstrem kepada para pemuda. Tak heran dengan pertimbangan semacam itu, ia menyampaikan pendapat positif atas pembangunan masjid itu.

Ada sejumlah kalangan yang menyebut bahwa lokasi rencana pembangunan masjid itu tak strategis karena terlalu padat. Namun, Makhete Cisse dari Association of Mosques, organisasi yang menjalankan proyek itu, menyanggahnya. “Ini posisi sempurna dan kami dikelilingi oleh komunitas Muslim yang jumlahnya besar,” katanya.

Cisse menjelaskan, nantinya bangunan masjid ini mempunyai luas lebih dari 8.361 meter persegi. Ini merupakan sebuah kompleks yang dilengkapi dengan sebuah perpustakaan dan restoran. “Kami memang membutuhkan tempat yang besar. Apalagi, masjid berada tak jauh dari pusat bisnis.”

Dibutuhkan pula, dana besar untuk mendirikan bangunan masjid itu. Soal ini memicu sejumlah kontroversi sebab sebagian besar dari 25 juta dolar AS yang dibutuhkan, diperkirakan diperoleh dari luar negeri. Di antaranya, berasal dari Aljazair, Arab Saudi dan negaranegara Timur Tengah, dan Afrika Utara lainnya.


Sejumlah politisi lokal dari National Front menentang rencana pembangunan masjid tersebut. Mereka menyampaikan gugatan menghadang proyek tersebut. Bagi mereka, ini sama saja dengan persoalan cadar. Mereka mempertahankan nilai-nilai sekuler. “Kami tak mengundang Islam di sini,” kata Stephane Ravier dari National Front.
Abdel Hakim Rahal, seorang warga Muslim, mengatakan, rencana pembangunan masjid di Marseille menjadi bukti upaya asimilasi Muslim ke dalam masyarakat di Marseille. “Kami membutuhkan tempat untuk bertemu dan menjalankan shalat. Kami telah lama menantikannya.”
Oleh karena itu, Rahal sangat mensyukuri akan adanya sebuah masjid besar di Marsielle. Ia kemudian mengutip sebuah ungkapan dalam bahasa Prancis untuk menggambarkan penantian panjangnya itu, Mieux vaut tard que jamais, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

MASJID JAMI’ MILIK MUSLIM NEW YORK, AS.


Sebuah kelompok Muslim telah membeli sebuah bekas gereja katolik ‘Queen of Peace’ berikut biara dan sekolahnya, di jalan Genesee di kawasan Buffalo pinggiran kota New York AS dan berencana untuk menggunakan kompleks bekas gereja tersebut menjadi pusat komunitas Muslim dan masjid.

Gereja tersebut akan dirubah menjadi masjid dan dinamakan masjid Jami’, yang artinya tempat untuk berkumpul bersama, kata Dr Hatim Hamad yang menjadi pimpinan kelompok orang tua Islam, serta yang mendanai pembelian masjid tersebut.

Yang menjadi alasan pembelian gereja beserta kompleksnya tersebut, mengingat keberadaan umat Islam yang terus berkembang di seluruh wilayah barat kota New York, sebelumnya umat Islam disana telah memiliki sembilan masjid dan masjid kesepuluh akan dibangun di jalan transit daerah Amherst.

Masjid Jami’ nantinya akan difokuskan pada pembinaan anak-anak dan kegiatan-kegiatan ke Islaman serta menawarkan berbagai program kegiatan untuk pemuda.

“Kami ingin membangun masjid yang besar, tapi kami semua menginginkan masjid yang kami bangun akan banyak bermanfaat bagi masyarakat,” kata Dr Hatim Hamad yang juga seorang asisten profesor klinik pada universitas Buffalo fakultas kedokteran gigi.

“Di kawasan Buffalo, benar-benar belum ada pusat komunitas untuk anak muda,”tambah Hamad.”Dan bangunan ini sangat besar serta lokasinya tepat ditengah kawasan Buffalo.”

Queen of Peace adalah gereja kedelapan di kawasan Buffalo yang dijual sejak tahun 2006. Gereja Queen of Peace ditutup pada akhir tahun 2007 yang lalu.

Pihak keuskupan sampai saat ini masih mencoba untuk menjual 30 properti lainnya termasuk di tujuh kota lain.

Gereja Queen of Peace dibangun pada akhir tahun 1920, dan properti komplek bangunan gereja tersebut sangat besar.

Sebelum dijual, banyak hiasan-hiasan gereja serta altar yang telah dijual kepada paroki Katolik di Colorado. Kebanyakan bangku gereja dan simbol-simbol katolik telah disingkirkan dari bangunan gereja tersebut, walau pun beberapa lukisan yang berada di dinding gereja masih ada.

Kelompok Muslim berencana untuk mengganti semua karpet dan lukisan-lukisan yang terdapat di dalam gereja.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Powered By Blogger