penulis Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf
Syariah Kajian Utama 04 - Mei - 2006 18:40:09
Jin memang diakui keberadaan dlm syariat. Sayang banyak masyarakat yg menyikapi dgn dibumbui klenik mistis. Bahkan belakangan tema jin dan alam ghaib menjadi salah satu komoditi yg menyesaki tayangan berbagai media.
Fenomena alam jin akhir-akhir ini menjadi topik yg ramai diperbincangkan dan hangat di bursa obrolan. Menggugah keinginan banyak
orang utk mengetahui lbh jauh dan menyingkap tabir rahasia terlebih ketika mereka banyak disuguhi tayangan-tayangan televisi yg sok berbau alam ghaib. Lebih parah lagi pembahasan seputar itu tdk lepas dari pemahaman mistik yg menyesatkan dan membahayakan aqidah. Padahal alam ghaib jin dan sebagai merupakan perkara yg harus diimani keberadaan dgn benar.
Membahas topik seputar jin sendiri sejati sangatlah panjang. Sampai-sampai
gurukami Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullahu mengatakan: “Bila ada seseorang yg menulis tentu akan keluar menjadi sebuah buku seperti Bulughul Maram atau Riyadhus Shalihin dilihat dari sisi klasifikasi yg muslim dan yg kafir penguasaan jin dan setan serta godaan-godaan terhadap Bani Adam.”
Keagamaan Kaum Jin
Jin tdk jauh berbeda dgn Bani Adam. Di antara mereka ada yg shalih dan ada pula yg rusak lagi jahat. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala menghikayatkan mereka:
وَأَنَّا مِنَّا الصَّالِحُوْنَ وَمِنَّا دُوْنَ ذَلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا
“Dan sesungguh di antara kami ada orang2 yg shalih dan di antara kami ada yg tdk demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yg berbeda-beda.”
Dalam ayat lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُوْنَ وَمِنَّا الْقَاسِطُوْنَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُولَئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا
“Dan sesungguh di antara kami ada orang2 yg taat dan ada orang2 yg menyimpang dari kebenaran.”
Di antara mereka ada yg kafir jahat dan perusak ada yg bodoh ada yg sunni ada golongan Syi’ah serta ada juga golongan sufi.
Diriwayatkan dari Al-A’masy beliau berkata: “Jin pernah datang menemuiku lalu kutanya: ‘Makanan apa yg kalian sukai?’ Dia menjawab: ‘Nasi.’ mk kubawakan nasi untuk dan aku melihat sesuap nasi diangkat sedang aku tdk melihat siapa-siapa. Kemudian aku bertanya: ‘Adakah di tengah-tengah kalian para pengikut hawa nafsu seperti yg ada di tengah-tengah kami?’ Dia menjawab: ‘Ya.’
‘Bagaimana keadaan golongan Rafidhah yg ada di tengah kalian?” tanyaku. Dia menjawab: ‘Merekalah yg
paling jelek di antara kami’.”
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Aku perlihatkan sanad riwayat ini pada guru kami Al-Hafizh Abul Hajjaj Al-Mizzi dan beliau mengatakan: ‘Sanad riwayat ini shahih sampai Al-A’masy’.”
Mendakwahi Jin
Dakwah memiliki kedudukan yg
sangat agung. Dakwah merupakan bagian dari kewajiban yg paling penting yg diemban kaum muslimin secara umum dan para ulama secara lbh khusus. Dakwah merupakan jalan para rasul di mana mereka merupakan teladan dlm persoalan yg besar ini.
Karena itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan para ulama utk menerangkan kebenaran dgn dalil dan menyeru manusia kepadanya. Sehingga keterangan itu dapat mengeluarkan mereka dari gelap kebodohan dan mendorong mereka utk melaksanakan urusan dunia dan agama sesuai dgn apa yg telah diperintahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dakwah yg diemban Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adl dakwah yg universal tdk terbatas kepada kaum tertentu tetapi utk seluruh manusia. Bahkan kaum jin pun menjadi bagian dari sasaran dakwahnya.
Al-Qur`an telah mengabarkan kepada kita bahwa sekelompok kaum jin mendengarkan Al-Qur`an sebagaimana tertera dlm surat Al-Ahqaf ayat 29-32. Kemudian Allah menyuruh Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar memberitahukan yg demikian itu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قُلْ أُوْحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا
“Katakanlah : ‘Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: sekumpulan jin telah mendengarkan Al-Qur`an lalu mereka berkata: ‘Sesungguh kami telah mendengarkan Al-Qur`an yg menakjubkan’” dan seterusnya.
Tujuan dari itu semua adl agar manusia mengetahui ihwal kaum jin bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus kepada segenap manusia dan jin. Di dlm terdapat petunjuk bagi manusia dan jin serta apa yg wajib bagi mereka yakni beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala Rasul-Nya dan hari akhir. Juga taat kepada Rasul-Nya dan larangan dari melakukan kesyirikan dgn jin.
Jika jin itu sebagai makhluk hidup berakal dan dibebani perintah dan larangan mk mereka akan mendapatkan pahala dan siksa. Bahkan krn Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun diutus kepada mereka mk wajib atas seorang muslim utk memberlakukan di tengah-tengah mereka seperti apa yg berlaku di tengah-tengah manusia berupa amar ma’ruf nahi mungkar dan berdakwah seperti yg telah disyariatkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Juga seperti yg telah diserukan dan dilakukan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam atas mereka. Bila mereka menyakiti mk hadapilah serangan seperti saat membendung serangan manusia.
Mendakwahi kaum jin tidaklah mengharuskan seseorang utk terjun menyelami seluk-beluk alam dan kehidupan mereka serta bergaul langsung dengannya. Karena semua ini tidaklah diperintahkan. Sebab lewat majelis-majelis ta’lim dan kegiatan dakwah lain yg dilakukan di tengah-tengah manusia berarti juga telah mendakwahi mereka.
Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullahu berkata: “Bisa jadi ada sebagian orang mengira bahwa para jin itu tdk menghadiri majelis-majelis ilmu. Ini adl sangkaan yg keliru. Padahal tdk ada yg dapat mencegah mereka utk menghadiri kecuali di antara ada yg mengganggu dan ada setan-setan.